Kunjungi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Rektor UMS Memotivasi Dosen dan Tendik Tingkatkan Kualitas SDM


Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr. Sofyan Anif, M.Si melakukan kunjungan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada hari Kamis, 7 Februari 2018. Kunjungan ini dimaksudkan dalam rangka pembinaan dan pengembangan Dosen dan Tendik di lingkungan kerja Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dalam agenda kunjungan ini, Rektor yang mulanya akan didampingi oleh Wakil Rektor V UMS, Dr. Musiyam, Kepala Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) UMS, Prof. Dr. Budi Murtiyasa, hanya didampingi oleh Sekretaris Rektor Dr. Anam Sutopo saja dikarenakan beliau berdua berhalangan untuk hadir.

Dr. Sofyan Anif mengungkapkan, fokus dari kunjungan kali ini adalah peningkatan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini mengingat bahwa UMS memiliki visi pada tahun 2029 menjadi Pusat Pendidikan dan Pengembangan IPTEKS yang Islami dan memberi arah perubahan. Salah satu bentuk terwujudnya visi UMS nantinya adalah UMS ke depan dapat menjadi world class university.

Rektor UMS mengatakan untuk dapat meraih predikat world class university tersebut, persoalan mengenai kualitas SDM tidak dapat dihindari. “Strategi yang paling utama untuk menuju world class university itu adalah SDM, tidak bisa kita pungkiri,” ucapnya.

Dalam kunjungannya ini, Rektor UMS juga memberikan motivasi dan dorongan kepada para dosen agar segera meraih gelar Doktor. Hal ini dilakukan demi meningkatkan kualitas SDM dosen di UMS. Sehingga diharapkan dengan pencapaian tersebut, ke depan UMS dapat segera meraih gelar world class university.

Rektor juga turut menjelaskan pentingnya seorang dosen memiliki jabatan akademik. Hal ini akan dapat berpengaruh ke depan, karena nantinya dosen yang mengajar harus memiliki jabatan akademik, minimal Asisten Ahli.

Selain itu, beliau juga berharap agar dosen yang kini masih Tenaga Pengajar agar segera mengurus kenaikan jabatan akademiknya.

“Saya harapkan ini teman-teman dosen yang belum punya jabatan segera mengurus. Cuma perlu memiliki jurnal, tidak perlu scopus. Cukup jurnal nasional, yang penting penulis pertama dan pernah melakukan pengabdian masyarakat 1 kali,” harapnya.


[carousel_slide id=’1608′]

Scroll to Top