Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kini memperingati harijadinya yang ke-60. Salah satu yang menjadi kegiatan acara puncak harijadi ini adalah dengan diselenggarakannya upacara pada hari Sabtu (27/10/2018). Dalam upacara harijadi yang digelar di Auditorium Mohamad Djazman Kampus 1 ini, UMS mengambil tema “60 Tahun UMS Untuk Negeri”.
Dalam kesempatan ini, Rektor UMS, Dr. Sofyan Anif, M.Si. menyampaikan bahwa UMS kini menjadi Perguruan Tinggi (PT) yang semakin mendapat trust dan recognize. Sehingga nantinya dapat mewujudkan impiannya untuk mendapat predikat World Class University.
“UMS diharapkan menjadi PT yang semakin mendapat trust dan recognize baik nasional maupun dalam kancah internasional, sehingga sampai pada tahun 2029 nanti berdasarkan Renstra jangka panjang, UMS akan dapat mewujudkan impiannya untuk menjadi PT yang mendapat predikat sebagai World Class University,” jelasnya.
Rektor UMS juga menambahkan bahwa salah satu bukti UMS semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat luas dibuktikan dari jumlah animo mahasiswa yang mendaftar ke UMS. Pada tahun 2018, tercatat ada sebanyak 39.461 pendaftar, yang lulus test 12.094, dan yang registrasi sebanyak 9.137 mahasiswa. Sehingga peningkatan yang terjadi pada tahun ini sebesar 8,26%, termasuk mahasiswa asing dengan jumlah 145 orang.
Selain itu, Dr. Sofyan Anif, M.Si. juga menyampaikan mengenai perolehan ranking dan penghargaan yang telah diraih oleh UMS saat ini. Dalam perankingan tingkat nasional versi Kemenristekdikti, tahun ini UMS mengalami peningkatan menjadi ranking 33. Sedangkan pernkingan versi 4 International Colleges and Universities (4ICU) 2018 UMS menduduki peringkat ke 14. Kemudian berdasarkan World University Ranking (WUR) versi QS Asia, UMS berada di posisi 301 -350 dunia, dan urutan ke 12 terbaik skala nasional.
Prof. Intan Ahmad, Ph.D. selaku Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0. Dalam orasi ilmiahnya tersebut, Prof. Intan Ahmad, Ph.D. mengungkapkan agar PT dapat survive di era revolusi industri 4.0 maka harus dapat memberikan pendidikan yang relevan.
“Kalau kita ingin survive, maka kita harus beradaptasi. Bukan yang paling pintar, yang paling kaya. Namun yang bisa beradaptasi. Hal ini bagaimana agar kita sukses. Kemudian jika diterapkan di ranah PT, agar kita survive maka kita harus memberikan pendidikan yang relevan,” ungkapnya.
Prof. Intan Ahmad, Ph.D. juga menjelaskan agar sebuah PT dapat meningkatkan mutu pendidikannya maka mereka harus bekerja keras. Prof. Intan juga memberikan contoh berupa data statistik peningkatan mutu PT. Menurutnya hal itu dikarenakan adanya kerja keras dari PT yang bersangkutan. Bahkan dirinya juga memberikan apresiasi kepada UMS karena meski universitas swasta, namun dapat memperoleh prestasi yang membanggakan dan dapat bersaing dengan PTN.
Disamping itu, Prof. Intan menambahkan bahwa sebagai perguruan tinggi harus dapat menyiapkan mahasiswanya di dunia kerja. Persiapan tersebut bukan hanya mengenai IPK tertinggi atau jumlah lulusan terbaik, namun ada aspek penting yang diperlukan di dunia kerja.
“Diperlukan aspek lain seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja keras, berpikir kritis, dan kepemimpinan. Hal ini perlu dilatih di luar kampus, sehingga kegiatan mahasiswa itu menjadi sangat penting. Hal ini dapat membantu mahasiswa menyiapkan keterampilanya, sehingga perlu disampaikan kepada mahasiswa di semester awal agar mereka dapat mulai berpikir sejak dini,” jelasnya.
Selain laporan Rektor UMS dan Orasi Ilmiah dari Kemenristekdikti, terdapat acara lain yang juga dilakukan dalam upacara ini. Acara tersebut yaitu pemberian penghargaan kepada dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa yang berprestasi di tahun 2018. Terpilih menjadi Tenaga Kependidikan berprestasi, yaitu Bapak Awang Pribudi dari Prodi. Akuntansi FEB UMS. (Khairul)