Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mewisuda para mahasiswanya. Pada wisuda program Diploma, S1, dan S2 Periode I Tahun Akademik 2018/2019, UMS mewisuda sebanyak 2392 mahasiswa. Upacara wisuda tersebut dilaksanakan selama 2 hari, Sabtu – Minggu (15-16/9/2018) di GOR Kampus 2 UMS.
Dalam upacara wisuda ini, terdapat 732 wisudawan yang dinyatakan cumlaude. Selain itu, UMS juga mewisuda 11 mahasiswa dari luar negeri, diantaranya berasal dari Saudi Arabia, Jarash, Beitlehem, Hebron, Thailand, Giza, Termez City, dan Cairo. Sedangkan untuk lulusan terbaik dalam periode I ini diraih oleh Ali Mahdi dengan IPK 3,96.
Dalam kesempatan ini Rektor UMS, Dr. Sofyan Anif, M.Si. mengucapkan selamat kepada para mahasiswa atas keberhasilan mereka dalam menempuh Pendidikan di UMS. Selain itu dia juga memberikan pengakuan kepada mereka atas diwisudanya para mahasiswa.
“Selamat atas capaian prestasi akademik para wisudawan/wisudawati yang telah selesai memenuhi kriteria untuk hari ini di wisuda, sekaligus juga selamat kepada para orang tua wali yang telah menitipkan kepada kami, dan setelah proses pendidikan di UMS telah selesai maka dari itu kami kembalikan kepada orang tua, karena secara akademis kami telah memberikan pengakuan atas diwisudanya mahasiswa,” ucapnya.
Selain itu, dia juga mengungkapkan kepada para peserta wisuda sekaligus orang tua mengenai prestasi yang telah dicapai oleh UMS. Adapun prestasi yang dipaparkan oleh Rektor UMS berkenaan dengan akreditasi A yang telah berhasil diraih oleh UMS, serta perolehan peringkat 8 selama 3 tahun berturut-turut dari seluruh universitas baik PTN dan PTS di Indonesia versi QS World University Ranking.
Dalam pidatonya, Sofyan Anif juga menjelaskan mengenai penilaian dalam perankingan tersebut. Salah satu parameter yang diukur adalah academic reputation. Banyak item yang dinilai, salah satunya berkaitan dengan outcome. Outcome ini berkenaan dengan alumni bekerja dimana, kemudian prestasi atau kinerja yang ditunjukkan oleh alumni-alumni UMS ketika bekerja di suatu instansi.
Selanjutnya, Rektor UMS juga menjelaskan kepada para wisudawan/wisudawati beserta orang tua wali bahwa di dunia kerja, penentu kesuksesan seseorang bukan dillihat dari IPK yang telah diraih, namun yang paling terpenting adalah softskill yang dimiliki oleh mereka.
“Ada sebuah survey yang melibatkan lebih dari 600 orang yang sukses, baik yang bekerja di lembaga pemerintah maupun non pemerintah. 600 orang yang di survey itu ternyanya setelah dilihat ada 20 parameter yang dilihat, dan ternyata IPK itu bukan satu-satunya penentu terhadap kesuksesan seseorang. Bahkan IPK ditempatkan di urutan 17, dan yang nomor pertama adalah softskill,” jelasnya. (Khairul)