Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Indonesia gelar kegiatan rutin Pajak Bertutur yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Kegiatan Pajak Bertutur merupakan bentuk upaya mengkampanyekan program inklusi kesadaran pajak dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengintegrasikan nilai kesadaran pajak dalam sistem pendidikan nasional dan telah berjalan sejak tahun 2017.
Kegiatan sosialisasi ini, Kantor Wilayah DJP Jateng II berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan dihadiri oleh lebih dari seratus mahasiswa FEB UMS yang dilaksanakan di Ruang Seminar Lantai 7 Gedung Induk Siti Walidah UMS, pada Rabu (7/8).
Kegiatan Pajak Bertutur 2024 dibuka dengan sambutan oleh Wakil Rektor IV UMS, Prof. Dr. dr. EM Sutrisna, M.Kes., yang menjelaskan bahwa pajak sangatlah penting untuk membangun sebuah negara yang pada akhirnya akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pemberian gaji guru, dan juga fasilitas umum lainnya yang dampaknya akan dinikmati oleh rakyat.
“Faktanya hampir tidak ada negara yang bisa survive tanpa adanya pajak dari masyarakatnya,” ujar Em Sutrisna dalam sambutanya.
Pajak Bertutur 2024 mengangkat tema “Lampaui Batas untuk Indonesia Emas” dengan tagline “Sehari mengenal, selamanya bangga”.
“Menekankan bahwa membangun Indonesia Emas 2045 diperlukan kesadaran pajak dari generasi muda sebagai calon wajib pajak masa depan melalui pendidikan yang menanamkan budaya sadar pajak sejak dini,” tutur Kepala Bidang P2 Humas Kantor Wilayah DJP Jateng II, Herlin Sulismiyarti, S.H., M.H., dalam sambutannya.
Pembicara pada kegiatan sosialisasi Pajak Bertutur yaitu Timon Pieter, S.S.T., Ak., M.E. Dalam paparan materinya menjelaskan bahwa Indonesia akan mencapai generasi emas pada tahun 2045 yaitu periode dimana Indonesia akan mencapai puncak kejayaan.
Prediksi Indonesia akan memiliki 309 juta penduduk dengan 52% usia produktif. Dalam upaya pembangunan Indonesia Emas diperlukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan infrastruktur, teknologi, dll, yang bisa didapatkan melalui pajak dari masyarakat.
“Hampir tidak ada negara di dunia yang tidak bergantung pada pajak karena sumber pendapatan tertinggi negara berasal dari perpajakan”, ucap Timon yang tidak jauh berbeda dengan penjelasan Wakil Rektor IV UMS.
Kegiatan sosialisasi ini diwarnai dengan permainan interaktif yaitu games Ranking 1 yang diikuti secara antusias oleh seluruh mahasiswa yang hadir. (Dewi & Maysali/Humas)